Jumat, 20 Februari 2015

Tulisan dari hati. Aku menulis ini pada saat logikaku sedang dalam kondisi log off, hanya perasaan yang bermain. Perasaan ? Ya, itu lah yang lazimnya mendominasi perempuan, yang mengantarkan perempuan kepada spesifikasi manusia yang “kurang akal’. Perempuan selalu berfikir pendek, melakukan sesuatu seketika selalu apa – apa saja yang berada di depannya saat ini. Skip.. Aku akan tetap menulis, walaupun aku sadari ketika logikaku sudah log on kembali aku akan merasa jijik, sebal, merasa berelebihan (lebay) ketika membaca tulisan ini. Ini kedengarannya agak plinplan, tapi aku bersyukur masih memiliki sisi logika disamping sisi perasaan yang mendominasi. Ya, aku seorang perempuan, yang ingin sedikit bercerita tentang suara hati. Melanggar etika ketika menceritakan isi hati kepada manusia namun melupakan sang Maha pemilik hati, tenang kawan sebelumnya aku sudah mencurahkan isi hati ini dengan Rabbku, Allah SWT.. Sisi lainnya sih hanya ingin membuat tulisan kecil saja. Ah, aku rasa sudah terlalu lama aku berbasa – basi.
                Saat ini, aku merasa sedih yang sangat sedih. Apa rasanya jika dalam keramaian kita merasa sepi? Tentu tidak enak bukan. Bukan sekedar sepi, namun kesepian. Beribu orang menghampiri namun tak ada yang berkesan. Kufur? Mungkin saja, mungkin aku salah satu orang yang tidak bisa menikmati nikmat di dunia, mungkin juga tidak tahu celah dimana letak kebahagiaanku, mungkin saja aku yang harus memulai, di dunia ini terlalu banyak kemunghkinan yang mengharuskan aku untuk terus berfikir. Dan aku pusing.
                Berat sekali untuk melawannya. Aku adalah manusia super egois yang selalu menuntut tanpa memualainya terlebih dahulu, bukannya rumus dunia itu yang penting memberi dahulu maka kita akan mendapat balasan? tapi aku tidak. Harga diriku terlalu tinggi, tapi nyatanya aku rendah diri sungguh tidak sinkron, aku ini orang yang memiliki kepribadian yang amat buruk kalau dinilai mungkin E, mungkin saja lebih buruk dari itu, bahkan nilai itu menghantarkan aku kepada DO a.k.a Drop Out. Ah, itu berlebihan. Tuhan menciptakan manusia dengan sisi baik dan buruknya tentu saja aku bukan orang yang seperti itu yang hanya memiliki sifat buruk. Muhasabahlah yang selalu membuat aku kecewa pada diriku sendiri dan akhirnya aku menyalahkan diri sendiri. Sungguh aku mendzolimi diriku.
                Aku orang yang sedang haus, entah haus akan apa? Aku orang yang sedang  memelas, entah memelas akan apa? Aku orang yang sedang membenci, entah benci akan apa? Aku orang yang menyalahkan, entah menyalahkan siapa? Aku hanya seseorang yang ingin menuntut, menuntut apa yang aku inginkan. Egois? Itulah aku. Saat ini aku sedang berjuang melawan keegoisanku, namun mengapa aku merasa kehilangan hak ku? Aku merasa terpuruk dan terintimidasi oleh keadaan. Aku sungguh sungguh orang yang tidak pernah tau apa itu rasa syukur. Intinya aku kesepian dan tidak ada yang bisa aku tuntut dan aku salahkan atas apa yang aku rasakan. Ini memang childist, tidak lazim gadis 21 tahun begini. Tidak ada pilihan, aku hanya ingin menulis saja.

                Di penghujung tulisanku aku ingin titipkan pesan kepada orang – orang yang telah memberi warna di hidupku, merah kuning hijau hitam putih dan kelabu, bahwa ” Warna yang terakhir itu, aku tidak siap menerimanya”. Tidak perlu pemahaman untuk mengerti isi hatiku, ini hanya tulisan saja. Aku sedang belajar membuat tulisan. Jangan sampai ini dibaca dengan serius dan memorsir otak, bukan itu yang aku inginkan…. Terimakasih sudah membaca… Setidaknya anda sudah care... J

3 komentar: