Kamis, 06 Agustus 2015

PUISI

Aku adalah puisi, puisi adalah aku
Ku genggam separuh
Separuhnya ku biarkan pergi
Apa yang kusebut hati
Biar dia sendiri, menanti..
Menanti hidup yang tak pasti
Jeritan akan waktu
Terperangkap dalam gamang
Dan sunyi..
Benciku akan langit
Benciku akan matahari
Benciku akan bulan
Benciku akan bintang
Mereka berbohong kepadaku
Dimana letak indahnya
Tetap jauh tak mampu ku gapai
Aku benci pada angin
Dia berbahasa
Dia akan menyejukkanku
Sebentar saja..lalu pergi
Haruskah aku benci akan engkau?
Emosi yang menggebu
Bagai api yang temukan jerami
Dan sayangnya..
Akulah jerami yang mengering itu
Tubuhku terbakar, panas
Menghanguskan harapan
Harapan akan janji-janji
Membisu, binasa..
Aku benci diriku
Diriku yang lemah tak berusuk
Tak berpegang pada damai
Aku benci diriku
Benci akan bodohku
Selamatkan aku dari bodohku
Aku, aku, aku... terhempas
Bersama puisi..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar